08:47
0
Film “5cm” telah sukses menyebarkan virus mendaki gunung kepada masyarakat awam. Statistik mencatat bahwa ada peningkatan jumlah wisatawan yang mendaki gunung sebanyak lebih dari 100% setelah pemutaran film yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama ini. Adrenalin kita tentu terpacu untuk menaklukkan puncak tertinggi di pulau Jawa ini.

Namun tidak serta-merta film ini bisa dijadikan patokan kita untuk mendaki gunung. Karena ada beberapa hal dalam film ini yang terlihat janggal. Saya tidak berniat untuk memberikan stigma negatif terhadap film ini, karena bagaimanapun juga, film dan novel “5cm” ini merupakan favorit saya juga.

#Memakai Jeans

Pemeran dalam film ini memakai jeans, yang sangat tidak dianjurkan ketika mendaki gunung. Jeans merupakan bahan yang susah kering apabila terkena air. Jika jeans sudah basah, bobotnya juga akan bertambah berat. Selain itu, jeans juga tidak efesien jika dimasukkan ke dalam carier.

Sepengetahuan saya, pakaian yang sangat efektif dalam perjalanan mendaki gunung adalah pakaian yang berbahan parasut. Karena selain ringan, tidak mudah basah dan mudah kering, pakaian berbahan parasut juga bisa menghangatkan badan kita. Maklum di gunung itu suhu sangat dingin.

#Manajemen air

Ketika tiba di kalimati, mereka kehabisan air, dan meminta air ke salah satu pendaki. Mereka semua lega bahwa mereka dikasih air. Ups, tunggu dulu, mereka cuma dikasih sebotol air untuk berenam. Apakah itu cukup untuk persediaan naik ke puncak dan turun lagi hingga ke Ranu Kumbolo? Entahlah, hanya mereka yang tahu.

Manajemen air memang sangat penting untuk diperhatikan ketika akan mengadakan pendakian gunung. Orang bisa bertahan sedikit lebih lama jika kekurangan makanan, tapi orang tidak bisa bertahan lama jika kekurangan air. Apalagi cuaca di atas semeru sangat ekstrim. Kata orang, lebih baik kita bersusah payah menyiapkan semuanya ketika masih di bawah, daripada bersusah payah ketika kekurangan segala sesuatunya di atas puncak.

#Nekat membawa orang awam


Genta sebagai leader bisa dikatakan nekat membawa teman-temannya mendaki Semeru, padahal itu merupakan pengalaman pertama kali mereka mendaki gunung (minus Genta & Arial). Terlebih lagi Ian yang mempunyai badan lumayan gemuk. Bukan bermaksud ingin mendeskreditkan orang-orang yang bertubuh gempal, namun bagi orang yang bertubuh proporsional sekalipun apabila tidak berlatih terlebih dahulu akan mengalami kesulitan. Apalagi ini merupakan puncak tertinggi di pulau Jawa. Namun, film ini telah mengajarkan kepada kita tentang sihir sebuah tekad.

Banyak pro dan kontra yang timbul akibat film ini. Sebagai contoh, adalah gunung semakin kotor, karena pengunjung yang datang tidak memiliki pengetahuan khusus tentang mendaki gunung. Meskipun hal ini telah dibantah oleh penulis novel “5cm” ketika saya konfirmasi langsung terkait hal ini. Menurutnya kotornya gunung sekarang bukan karena film “5cm” yang telah menyebarkan virus mendaki gunung, melainkan individunya yang tidak peduli dengan lingkungan.

Bagaimanapun juga, ini adalah film yang bertujuan komersial. Film ini telah banyak menginspirasi banyak orang, termasuk saya untuk mendaki gunung. Karena lewat gunung, kita lebih merasakan kemaha-agungan Tuhan lewat ciptaannya. Bagi kawan-kawan yang berniat untuk mendaki gunung, alangkah lebih baiknya jika memperhatikan dan mempraktekka hal-hal seperti dibawah ini.

#Tidak membuang apa pun selain waktu.
#Tidak mengambil apa pun selain foto.
#Tidak meninggalkan apa pun selain jejak.

Anyway, selamat berpetualang. :)

0 comments:

Post a Comment