Kawan, bermimpilah! Karena tidak semua orang bisa bermimpi.
Coba tanyakan kepada siapa saja, apakah mereka punya mimpi. Atau apakah mereka
masih setia memelihara mimpi mereka. Barangkali ketika masih berada di taman
kanak-kanak atau di sekolah dasar kita masih lantang memekikkan mimpi kita.
Ingin menjadi presiden, dokter, polisi, pilot, dan masih banyak lagi mimpi
teman-teman kita. Namun, ketika menginjak dunia pubertas, masing-masing lupa
dengan mimpinya. Ketika ditanya tentang mimpi, mereka malah nyeleneh dengan
menjawab mimpi mereka masih di ujung pena. Apakah segitu sederhananya mimpi
kita? Kemana presiden, dokter, polisi dan pilot kecil yang dulu?
Kawan, bermimpilah! Karena mimpi
itu indah. Mimpi adalah tujuan kita. Mimpi akan menuntun kita. Mimpi membuat
kita akan lebih bergairah. Semua dimulai dari mimpi. Pemimpi bukanlah orang
gila yang yang tidak realistis. Tetapi pemimpi adalah orang yang mampu membaca
masa depannya. Kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kita. Tetapi
pemimpi tidak, setidaknya mereka sudah tahu gambaran apa yang akan terjadi
kepada mereka kelak.
Kawan, bermimpilah! Karena mimpi
itu nyata. Otak kita selalu mengeluarkan energi terhadap sesuatu yang ada
dipikiran kita. Jika kita terus memikirkan ingin menjadi presiden, dokter,
polisi, pilot, atau yang lainnya, maka otak kita akan merekamnya dan
mengeluarkan energi untuk itu. Energi itu akan menuju apa yang menjadi pikiran
kita. Semakin sering kita memikirkan mimpi kita, maka semakin besar energi yang
terkumpul untuk mimpi itu. Semakin besar energi yang kita miliki, maka semakin
dekat kita dengan mimpi-mimpi itu. Oleh karena itu, pada dasarnya kita tahu
seperti apa kita kelak, asal kita mau terus untuk tetap memikirkannya,
Kawan, bermimpilah! Karena Tuhan
akan memeluk mimpi-mimpimu. Bukankah Allah itu sesuai dengan prasangka
hambanya? Bukankah Allah itu tidak akan mengubah nasib hamba-Nya, kecuali
hamba-Nya itu mau mengubah nasib mereka. Ketika kita mau mengadakan kegiatan
atau lomba, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menulis proposal untuk
disetujui oleh pimpinan kita. Dengan proposal itu akan jelas seperti apa
kegiatan kita. Nah, kira-kira begitulah logika yang harus kita gunakan. Kita
wajib menyampaikan proposal hidup kita kepada Yang Maha Kuasa. Jika untuk
kegiatan yang hanya berlangsung beberapa hari kita wajib membuat proposal, lalu
mengapa untuk masa depan kita tidak membuat proposal hidup? Jadi, mulai
sekarang siapkan proposal dan sampaikan kepada Allah dan umumkan kepada dunia.
Kawan, bermimpilah! Bercita-citalah
yang tinggi. Bermimpilah sebesar-besarnya. Bermimpilah yang tak pernah
dimimpikan oleh orang lain. Tetapi yang paling penting adalah bukan seberapa
besar mimpi kita, tetapi seberapa besar persiapan kita untuk menggapai mimpi
itu. Terakhir, peliharalah mimpi itu!
0 comments:
Post a Comment