17:13
0
Kawan, bermimpilah! Karena tidak semua orang bisa bermimpi. Coba tanyakan kepada siapa saja, apakah mereka punya mimpi. Atau apakah mereka masih setia memelihara mimpi mereka. Barangkali ketika masih berada di taman kanak-kanak atau di sekolah dasar kita masih lantang memekikkan mimpi kita. Ingin menjadi presiden, dokter, polisi, pilot, dan masih banyak lagi mimpi teman-teman kita. Namun, ketika menginjak dunia pubertas, masing-masing lupa dengan mimpinya. Ketika ditanya tentang mimpi, mereka malah nyeleneh dengan menjawab mimpi mereka masih di ujung pena. Apakah segitu sederhananya mimpi kita? Kemana presiden, dokter, polisi dan pilot kecil yang dulu?
Kawan, bermimpilah! Karena mimpi itu indah. Mimpi adalah tujuan kita. Mimpi akan menuntun kita. Mimpi membuat kita akan lebih bergairah. Semua dimulai dari mimpi. Pemimpi bukanlah orang gila yang yang tidak realistis. Tetapi pemimpi adalah orang yang mampu membaca masa depannya. Kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kita. Tetapi pemimpi tidak, setidaknya mereka sudah tahu gambaran apa yang akan terjadi kepada mereka kelak.
Kawan, bermimpilah! Karena mimpi itu nyata. Otak kita selalu mengeluarkan energi terhadap sesuatu yang ada dipikiran kita. Jika kita terus memikirkan ingin menjadi presiden, dokter, polisi, pilot, atau yang lainnya, maka otak kita akan merekamnya dan mengeluarkan energi untuk itu. Energi itu akan menuju apa yang menjadi pikiran kita. Semakin sering kita memikirkan mimpi kita, maka semakin besar energi yang terkumpul untuk mimpi itu. Semakin besar energi yang kita miliki, maka semakin dekat kita dengan mimpi-mimpi itu. Oleh karena itu, pada dasarnya kita tahu seperti apa kita kelak, asal kita mau terus untuk tetap memikirkannya,
Kawan, bermimpilah! Karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. Bukankah Allah itu sesuai dengan prasangka hambanya? Bukankah Allah itu tidak akan mengubah nasib hamba-Nya, kecuali hamba-Nya itu mau mengubah nasib mereka. Ketika kita mau mengadakan kegiatan atau lomba, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menulis proposal untuk disetujui oleh pimpinan kita. Dengan proposal itu akan jelas seperti apa kegiatan kita. Nah, kira-kira begitulah logika yang harus kita gunakan. Kita wajib menyampaikan proposal hidup kita kepada Yang Maha Kuasa. Jika untuk kegiatan yang hanya berlangsung beberapa hari kita wajib membuat proposal, lalu mengapa untuk masa depan kita tidak membuat proposal hidup? Jadi, mulai sekarang siapkan proposal dan sampaikan kepada Allah dan umumkan kepada dunia.
Kawan, bermimpilah! Bercita-citalah yang tinggi. Bermimpilah sebesar-besarnya. Bermimpilah yang tak pernah dimimpikan oleh orang lain. Tetapi yang paling penting adalah bukan seberapa besar mimpi kita, tetapi seberapa besar persiapan kita untuk menggapai mimpi itu. Terakhir, peliharalah mimpi itu!

0 comments:

Post a Comment